LINGKUNGAN HIDUP MILIK BERSAMA YANG DIWARISKAN
Dari
manakah Kau dapat harta yang berlimpah ruah, kendaraan mewah, rumah megah.
Tidakkah dari kerakusanmu mengeruk bumi? Tanah semakin tandus, sungai
kering kerontang, asap tebal mengepul dari hutan yang terbakar, aneka
ragam satwa semakin punah.
Tidakkah Kau sadar, betapa banyak
generasi setelah kita nanti, yang juga ingin mengharap keindahan alam,
menghirup udara segar, mendengar suara kicau burung, di sela-sela hijau
ranaunya pepohonan.
Sadarlah, Alam kita adalah alam anak cucu kita, yang harus kita wariskan kepada mereka.
kunjungi postingan kami yg lain di Polpis One Blog...!Sadarlah, Alam kita adalah alam anak cucu kita, yang harus kita wariskan kepada mereka.
World Resource Institute, sebuah lembaga sosial yang bergerak
di bidang lingkungan mencatat bahwa Indonesia memiliki 10 persen dari hutan
tropis dunia. Hutan Indonesia didiami 12 persen spesies binatang mamalia, 16
persen spesies binatang reptile dan ampibi. Lebih dari 1.500 spesies burung dan
perairannya didiami 25 persen dari spesies ikan dunia. Akan tetapi, hutan
Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Penebangan
hutan yang tidak terkendali, kebakaran lahan yang tidak teratasi, menyebabkan
terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Bahkan Indonesia
tercatat sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di
dunia.
Persoalan tersebut hanya sebagian dari krisis lingkungan
yang kita alami. Serangkaian bencana alam membahayakan biosfer dan ekosistem
makhluk hidup, gempa bumi yang melanda, tsunami yang menghempas, gunung meletus
memuntahkan lahar, banjir dan tanah longsor, merupakan fenomena yang akrab
dengan penduduk bangsa Indonesia. Sementara itu, secara global telah terjadi
kerusakan yang mengkhawatirkan, mulai dari kerusakan lapisan ozon, pemanasan
global, efek rumah kaca, mencairnya es kutub, perubahan ekologi, dan berbagai
bencana di beberapa belahan dunia. Bahkan belakangan ditemukan banyaknya kasus
pulau yang lenyap dari peta dunia karena naiknya permukaan laut diiringi
kepunahan spesies binatang tertentu.
Fenomena tersebut menandakan ketidakharmonisan hubungan
manusia dengan lingkungan yang akibatnya dirasakan oleh manusia itu sendiri.
Erward Buckle menyindir dalam History of Civilization in England. beliau
mengatakan “if the habitat was cared will give function, but if not it would
make destroy.” Jika kita ramah pada alam, maka alam akan memberikan hasil
guna, tetapi jika kita merusak alam, maka bencana yang akan menimpa. Seharusnya
kita sadar, bahwa alam semesta ini adalah ciptaan terindah Allah yang wajib
dijaga kelestariannya untuk diwariskan pada generasi di masa depan.
Sebagai referensi pembahasan ini, marilah kita simak bersama firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41-42, yang artinya:
“ Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah:
"Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)."
Secara eksplisit ayat ini menegaskan bahwa kerusakan di muka
bumi disebabkan oleh tangan manusia. Bencana yang datang silih berganti,
bukanlah fenomena alam semata, melainkan akibat perbuatan manusia yang
mengeksploitasi alam tanpa diiringi upaya menjaga kelangsungan kelestariannya.
Keangkuhan tangan-tangan manusia yang berlindung di balik dalih sains dan
teknologi telah mengikis habis keramahan alam, sehingga yang nampak adalah
krisis lingkungan, polusi dan malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di
atmosfir, banjir yang menyebarkan wabah penyakit, erupsi gunung yang menelan
korban jiwa, dan kebakaran hutan yang mengakibatkan kerugian ekonomi. Quraish
Shihab menyatakan bahwa kehidupan makhluk-makhluk Allah saling terkait, sehingga
harus saling menjaga satu sama lain, karena jika terjadi gangguan pada salah
satunya, maka yang lain akan terkena dampaknya. Artinya hubungan manusia dengan
lingkungan hidup adalah hubungan kebersamaan dalam ketundukan dan kepatuhan
kepada Allah, karena hamparan alam semesta adalah ayat-ayat kauniyyah
yang hukum menjaga kelestariannya disyaratkan dalam ayat-ayat qauliyah.
Imam Thabathaba’i berpendapat bahwa alam raya dengan segala
bagiannya yang rinci, saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Seluruh
hukum alam adalah sebuah ketetapan dari Allah, yang telah memerintahkan bumi
untuk tunduk dan berkenan memberikan manfaatnya bagi manusia. Allah pula yang
telah menundukkan lautan agar manusia mampu mengarunginya. Oleh karena itu,
manusia wajib memanfaatkan lingkungan hidup dengan baik serta melindungi
makhluk-makhluk lain yang hidup di dalamnya. Bukankah lingkungan hidup ini
adalah milik bersama yang harus kita wariskan pada anak cucu kita nanti.
Bagaimana
idealnya lingkungan hidup yang akan kita wariskan kepada generasi masa depan?
Mari kita simak jawabannya dalam firman Allah dalam surah al Hijr ayat 19-20
yang artinya:
“Dan
kami Telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami Telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.”
Dalam mengkaji ayat ini, Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Kitab
Tafsir al Misbah menuliskan bahwa Allah menumbuhkembangkan bumi dengan aneka
ragam tanaman untuk kelangsungan hidup manusia. Allah menciptakan bumi
seakan-akan terhampar, sehingga mudah didiami manusia dan memanfaatkan dengan
bercocok tanam di atasnya. Diciptakan-Nya pula jurang-jurang yang dalam,
dialiri sungai-sungai kecil, kemudian bersatu menuju samudera luas.
Diciptakan-Nya pula di atas bumi itu gunung-gunung yang menjulang ke langit,
dihiasi oleh aneka ragam tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menghijau, yang
menyenangkan hati orang-orang yang memandangnya.
Pada ayat 20 Allah menerangkan tentang anugerah yang tidak
terhingga kepada manusia, yaitu diciptakannya bermacam-macam keperluan hidup
bagi manusia. Dia ciptakan tanah yang subur, Dia ciptakan air yang dapat
diminum dan menghidupkan tanam-tanaman, Dia ciptakan laut yang di dalamnya
hidup bermacam-macam jenis ikan yang dapat dimakan serta mutiara dan
barang-barang yang tak ternilai harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar